Optik merupakan bidang
ilmu fisika yang mempelajari tentang cahaya. Dalam optika dipelajari
sifat-sifat cahaya, hakikat cahaya, dan pemanfaatan sifat-sifat cahaya. Optika menerangkan dan diwarnai oleh gejala optis. Kata optik
berasal dari bahasa Latinὀπτική, yang berarti tampilan.
Bidang optika biasanya menggambarkan sifat cahaya tampak, inframerah
dan ultraviolet; tetapi karena cahaya adalah gelombang elektromagnetik, gejala
yang sama juga terjadi di sinar-X, gelombang mikro, gelombang radio, dan bentuk
lain dari radiasi elektromagnetik dan juga gejala serupa seperti pada sorotan
partikel muatan (charged beam). Optik secara umum dapat dianggap sebagai bagian
dari keelektromagnetan. Beberapa gejala optis bergantung pada sifat kuantum
cahaya yang terkait dengan beberapa bidang optika hingga mekanika kuantum.
Dalam prakteknya, kebanyakan dari gejala optis dapat dihitung dengan
menggunakan sifat elektromagnetik dari cahaya, seperti yang dijelaskan oleh
persamaan Maxwell.
Dewasa ini pandangan
bahwa cahaya merupakan gelombang elektromagnetik umum diterima oleh kalangan
ilmuan. Sejarah perkembangan optik dan cahaya dimulai dari bangsa Yahudi, Arab
dan Romawi. Teori cahaya pada saat itu sifatnya masih spekulatif, baru pada
periode kedua tori cahaya sudah disusun sesuai dengan eksperimen. Pada periode
kedua itu muncul banyak pertentangan antara teori newton dan huygens, namun pada periode ketiga teori
newton tenggelam dan teori Huygens memperoleh tempat dan dapat dikembangkan
oleh Thomas Young dan Maxwell.
Namum teori tersebut
tidak dapat menjelaskan dengan baik peristiwa mikroskopis, antara lain
peristiwa efekfotolistrik, sinar X dan sebagainya. Oleh karena itu seperti pada
cabang-cabang ilmu fisika lainnya, konsep-konsep cahaya juaga mengalami
perubahan radikal.
Bidang optika memiliki identitas, masyarakat, dan konferensinya sendiri.
Aspek keilmuannya sering disebut ilmu optik atau fisika optik. Ilmu optik
terapan sering disebut rekayasa optik. Aplikasi dari rekayasa optik yang
terkait khusus dengan sistem iluminasi (iluminasi) disebut rekayasa pencahayaan.
Setiap disiplin cenderung sedikit berbeda dalam aplikasi, keterampilan teknis,
fokus, dan afiliasi profesionalnya. Inovasi lebih baru dalam rekayasa optik
sering dikategorikan sebagai fotonika atau optoelektronika. Batas-batas antara
bidang ini dan "optik" sering tidak jelas, dan istilah yang digunakan
berbeda di berbagai belahan dunia dan dalam berbagai bidang industri.
Karena aplikasi yang luas dari ilmu "cahaya" untuk aplikasi dunia
nyata, bidang ilmu optika dan rekayasa optik cenderung sangat lintas disiplin.
Ilmu optika merupakan bagian dari berbagai disiplin terkait termasuk elektro,
fisika, psikologi, kedokteran (khususnya optalmologi dan optometri), dan
lain-lain. Selain itu, penjelasan yang paling lengkap tentang perilaku optis,
seperti dijelaskan dalam fisika, tidak selalu rumit untuk kebanyakan masalah,
jadi model sederhana dapat digunakan. Model sederhana ini cukup untuk
menjelaskan sebagian gejala optis serta mengabaikan perilaku yang tidak relevan
dan / atau tidak terdeteksi pada suatu sistem.
Di ruang bebas suatu gelombang berjalan pada kecepatan c = 3×108
meter/detik. Ketika memasuki medium tertentu (dielectric atau nonconducting)
gelombang berjalan dengan suatu kecepatan v, yang mana adalah karakteristik
dari bahan dan kurang dari besarnya kecepatan cahaya itu sendiri (c).
Perbandingan kecepatan cahaya di dalam ruang hampa dengan kecepatan cahaya di
medium adalah indeks bias n bahan sebagai berikut : n = c⁄v
0 komentar:
Posting Komentar